Dia yang tak terlupakan.......



         Pada Bulan Maret 2015, telah di adakan Rapat pembentukan Panitia Pilkades Desa kami  yang di laksanakan di Kantor Balai Desa yang mengangkat aku menjadi Bendaharanya. Di Kepanitiaan yang berjumlah 7 orang, ada satu – satunya wanita yang mengisi posisi sebagai Sekretaris. dia adalah seorang Guru pengajar. Mulanya kami tak ada rasa ketertarikan satu sama lain. Semuanya berjalan secara normal saja. Kesibukanya menjadi seorang Guru dan Ibu Rumah Tangga, menjadikan setiap tugas sebagai Sekretaris aku ambil alih. Hari demi hari intensitas pertemuan kami semakin sering dan akrab. Memang ku akui, sosok dan pigurnya adalah idaman setiap laki – laki yang mendambakan kasih sayang dan juga cinta darinya. Dia memiliki pesona pemikat yang luar biasa, cantik, ramah, pintar dan semua yang di butuhkan laki – laki ada di dirinya. Sungguh suatu paket yang komplit layaknya wanita berzodiak Leo.


      Pertemanan kamipun lama kelamaan semakin akrab dan mesra. Aku pernah menjemput kerumahnya untuk urusan kepanitiaan. Dan sebaliknya dia pun sering aku ajak main ke rumah ku. Dia begitu cepat akrab dengan Mamaku serta seluruh keluargaku. Mereka menyukai sosok Ibu guru penyayang itu. Kadang dia suka mencurahkan ketidak harmonisan dalam Rumah Tangga yang baru satu tahun di jalaninya. Aku tahu dia kekurangan perhatian serta sentuhan kasih sayang dari suaminya. Jiwa muda masih terasa kental di jiwanya. Aku tahu, dia hanya membutuhkan perhatian lebih. Ingin selalu di manjakan dan selalu di turuti di setiap keinginannya. Kadang kita menghabiskan berjam- jam bersama. Kadang juga jika tidak ada kegiatan di kepanitian, kami selalu saling menghubungi baik lewat telpon,sms dan juga lewat bbm. Tak ada hari yang kami lewati tanpa kersamaan. Kami selalu tersenyum jika pandangan mata kami beradu. Entah kenapa diantara kami mulai tumbuh benih-benih cinta dan kasih sayang. walau kami sadar ini semua salah dan terlarang.


               Rasa rindu yang mulai merasuk di jiwa kami masing – masing menuntut untuk kami harus selalu bertemu. Kami selalu sembuyi – sembuyi tentang perasaan kami kepada orang lain, terutama kepada rekan –rekan di kepanitiaan. Tapi lewat bahasa tubuh kami berdua, yang selalu perhatian antara aku dan dia, membuat mereka tahu bahwa di antara kami ada jalinan cinta dan kasih. Ada sebagian yang menasehati kami untuk tidak terlalu mengumbar kemesraan di hadapan mereka. Tapi ada juga yang merasa cemburu terhadap aku. 


Lama kelamaan mereka terbiasa dengan kemesraan kami berdua. Sungguh indah rasanya hari – hari yang kami lewati bersama. Baik itu dalam hal asmara maupun dalam hal di kepanitiaan. Kami bekerja siang dan malam untuk tanpa kenal lelah. 3 bulan kami harus meyelesaikan tahapan demi tahapan dari jadwal yang sudah di tentukan. Kami mengerjakan dengan hati. Tak ada rasa saling menyalahkan dan menjatuhkan. Kami saling share pengalaman kami di kepanitiaan. Sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang telah di jadwalkan oleh Pemkab tentang pelakasanaan Pilkades serentak Tahun 2015.



            Hubungan aku pun dengan Ibu Sekretarisku semakin hari semakin lekat dan tak bisa di pisahkan. kadang kami lalui dengan gembira, tapi kadang juga ada rasa sedih, marah, jengkel, dan juga rasa cemburu . kadang dia cemburu kepadaku, terkadang juga aku sangat cemburu kepadanya. Baik kepada suami ataupun kepada orang – orang di sekitar kami . pernah dia begitu marah terhadapku karena aku abaikan saat kami sedang bekerja. Aku hanya ingin kami tak mengumbar kemesraaan di depan rekan-rekan karena sedikit ada rasa risih apabila dari pihak keluarganya tahu tentang hubungan kami ini. Dan acara pelaksanaan Pilkades pun telah usai. Ada rasa kebanggaan dan kepuasaan aku bisa menjadi panitia Pilkades untuk yang ke 3 kalinya. sungguh suatu pengalaman yang tak terhingga nilainya. Mengurusi hampir 4500 pemilih dan 2 calon kepala desa. sungguh suatu tanggung jawab yang besar . aku bersyukur semua berjalan dengan lancar tanpa ada keributan, pengaduan maupun gugatan.  Terima kasih rekan – rekan semua yang telah bekerja dengan dedikasi dan penuh kekeluargaan.  Kami sangat merindukan saat – saat kebersamaan itu di waktu yang akan datang.


            Setelah acara Pilkades selesai, intensitas perjumpaan ku dengan Ibu Guru pun mulai berkurang. Rasa rindu yang mulai menyiksa batin kami kian hari kian memuncak. Kadang kami melepas rasa rindu dengan saling menelpon. Kami seperti begitu sulit untuk berpisah. Rasa cinta dan kasih kami kian hari kian menebal. Dia bahkan rela menunggu mamaku saat di rawat di Rumah Sakit. Dia seperti sudah menjadi bagian dari keluargaku. Akupun mencoba untuk lebih akrab dengan keluarganya, yang mana mereka tahu tentang hubungan cinta di antara kami berdua. Puncaknya saat aku mengantar keluarganya untuk  bersirahturami di kampung mamanya di krawang saat hari ke 2 lebaran. Aku pun di kenalkan sebagai menantu mereka, karena menantu sesungguhanya lebih memilih pulang mudik ke jawa. Sungguh pengalaman lebaran paling berkesan yang pernah aku alami. 


      Aku begitu mencintai dirinya. Tak pernah rasa cinta dan sayang ini aku rasakan begitu dalamnya kepada seorang wanita. Tak pernah juga aku merasakan kerinduan yang begitu memuncak dan terasa menghimpit di dada. Aku begitu berharap dia akan menjadi pendamping hidupku nanti pasca perceraian masing – masing dari kami. Aku tak pernah begitu takut akan kehilangan seseorang selain itu kehilangannya.  Namun  semua memang selalu ada akhirnya. Ketika kita mencintai seseorang dengan seluruh jiwa dan raga kita, dengan semua pengharapan yang ingin kita wujudkan, terkadang kita akan mendapatkan rasa yang hanya kecewa. Ketika kita mencintai, rasa rindu adalah bunganya. Lalu bagaimana rasa cinta itu akan tetap ada jika rasa rindu yang mulai menghilang karena begitu sulitnya kita untuk selalu bertemu. Rasa rindu ini seperti menggunung dari hari ke hari. Dan akhirnya rasa rindu itupun mulai runtuh tak tersisa. Kini hanya ada sedikit rasa itu di antara kami  berdua. Karena Kini dia sudah kembali hidup bersama suaminya. Tak ada lagi sapa diantara kita. Tali silaturahmipun terputus. Juga karena ada suatu hal janji yang sampai sekarang belum bisa aku tunaikan kepadanya. Tapi di lubuk hati ku yang paling dalam, aku masih mencintai dirinya. Cinta ini takan pernah terhapus di relung hati. Sampai kapanpun itu. karena dia yang tak terlupakan.


WAsalam........